HomeMateri PembelajaranANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN TERHADAP IDEOLOGI PANCASILA DAN NKRI (UNIT 2)

ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN TERHADAP IDEOLOGI PANCASILA DAN NKRI (UNIT 2)

UNIT 2

ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN TERHADAP IDEOLOGI PANCASILA DAN NKRI


VIDEOKU


    • Pengertian ATHG

Jika suatu hari ada pihak asing atau kelompok tertentu yang mencoba mempengaruhi dan menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain, apa saja ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang akan kita hadapi? Bagaimana kalian sebagai generasi muda bisa berkontribusi dalam mempertahankan ideologi Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI?"

www.freepik.com

ATHG adalah singkatan yang merujuk pada empat elemen utama yang dapat mempengaruhi stabilitas dan keutuhan suatu negara, khususnya dalam konteks menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam konteks pertahanan negara, istilah ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) merupakan konsep yang dijelaskan dalam beberapa undang-undang, terutama yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan pokok pertahanan keamanan negara Republik Indonesia. Dalam UU No. 20 Tahun 1982, ancaman diartikan secara luas meliputi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan. Keempat elemen ini dianggap sebagai faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan negara. Dan pada Pasal 4 UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara sebagai pengganti Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 menjelaskan bahwa tujuan pertahanan negara adalah untuk menjaga dan melindungi kedaulatan rakyat, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Untuk dapat mengidentifikasi dan memahami ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) terhadap ideologi Pancasila dan NKRI, penting untuk terlebih dahulu memahami definisi dari keempat istilah tersebut. Berikut adalah penjelasan masing-masing istilah:

  1. Ancaman

  • Definisi: Ancaman adalah segala sesuatu yang bersifat mengancam atau dapat menimbulkan kerugian terhadap pertahanan dan keamanan NKRI. Ancaman bisa datang dari berbagai hal, seperti bencana alam, kejahatan, perubahan iklim, dan lain-lain. Ancaman menyebabkan ketidaknyamanan atas keberlangsungan hidup.

  • Contoh: Bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan banjir yang dapat merusak infrastruktur dan mengganggu kehidupan masyarakat; Kejahatan seperti  perampokan yang mengancam keamanan publik; Perubahan iklim yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.

www.freepik.com

@officialinews

Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran (APG) sebanyak dua kali pada 4 Januari 2024. APG pertama terjadi pada pukul 18.18 WIB dan APG kedua terjadi pada pukul 20.47 WIB. AAS Selengkapnya: https://youtu.be/c1FfujkI1nw #MNCTV #News #LintasiNews #GunungMerapi #Yogyakarta #JawaTengah #GuguranAwasPanas #Erupsi #fyp #Viral #TikTokBerita

♬ original sound – OfficialiNews
@patroli.indosiar Pelaku masuk rumah dengan mencongkel jendela… #perampok #pencuri #maling #N#NewsIndosiarf#fokusp#patrolii#indosiarb#beritaf#fypindonesiaf#fypt#tiktokberitab#berita ♬ original sound – Patroli.Indosiar
  1. Tantangan

  • Definisi: Tantangan adalah segala bentuk dinamika dan perubahan yang menuntut bangsa untuk beradaptasi dan mencari solusi guna mempertahankan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  • Contoh: Globalisasi yang membawa masuk nilai-nilai budaya dan ideologi asing yang dapat menggeser nilai-nilai Pancasila.; Perkembangan teknologi yang mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat



@lihind0 Alasan Generasi Muda Lebih Menyukai Budaya Asing Dari Pada Budayanya Sendiri". Sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih buat kalian yang selalu membaca artikel yang saya tulis ini, semoga kalian diberikan kesehatan dan rejeki. *selamat_membaca. Budaya adalah suatu cara hidup berkembang yang dimiliki oleh sekelompok orang atau daerah dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, diantaranya seperti sistem agama atau kepercayaan, politik, pakaian, kebiasaan, dan masih banyak lagi. Seiring masuknya budaya barat ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah jarang melestarikan adat dan kebudayaannya sendiri. Seperti yang kita ketahui, generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Akibat perkembangan teknologi dan budaya asing yang masuk, membuat generasi muda semakin kurang peduli dan kurang mencintai budayanya sendiri. Karena kurangnya minat mereka untuk mempelajari budaya sendiri, padahal bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan bahkan ada yang menjadi warisan budaya dunia. *Berikut ini adalah hal-hal yang membuat generasi muda lebih menyukai budaya asing dari pada budaya sendiri menurut pendapat sobat penulis 🙂 1. Kurangnya minat dan kesadaran Minat merupakan hal yang paling terpenting, mengapa??, karena jika seseorang dipaksa untuk mempelajari sesuatu, maka hal itu tidak akan ada artinya sama sekali. Sesuatu yang dipelajari secara paksa tidak akan dapat dimengerti, oleh karena itu ia harus mempunyai minat untuk mempelajari hal tersebut tanpa adanya paksaan melainkan kesadaraan yang timbul dengan sendirinya karena rasa kecintaannya kepada budayanya sendiri. Baca juga: Perubahan Sosial Akibat Masuknya Budaya Asing di Indonesia 2. Ketidakpedulian terhadap budaya sendiri. Banyak sekali generasi muda yang tidak peduli akan budaya nya sendiri, beberapa orang bahkan mengganggap bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang tidak penting. Padahal budaya merupakan harta yang sangat berharga dan merupakan suatu identitas kita, apalagi seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terkenal akan keragaman budaya nya. 3 diantaranya menjadi warisan budaya dunia yaitu Candi Borobudur, Candi P#budayaindones ♬ suara asli – mohammed gabriel☪️ – Merciful Servant
@ezy_co_id Menurut kalian lebih banyak dampak positif atau negatifnya? #ai #artificialintelligence #jasawebsite #digitalmarketing ♬ suara asli – ezycoid
  1. Hambatan

  • Definisi: Hambatan adalah halangan yang menghambat upaya untuk mencapai tujuan negara, baik dari segi implementasi kebijakan, sosial, ekonomi, atau politik. Hambatan sering kali berasal dari faktor-faktor internal yang perlu diatasi untuk mencapai kestabilan dan kemajuan.

  • Contoh: Korupsi yang merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan menghambat pembangunan nasional; dan Ketimpangan sosial dan ekonomi yang menimbulkan ketidakadilan dan menghalangi pencapaian keadilan sosial.



@validnewsid

Tahun 2023 publik dikejutkan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan sejumlah Pejabat dari beberapa instansi. Berikut 5 kasus korupsi pejabat indonesia di tahun 2023. #kasuskorupsi #johnnygplate #syahrulyasinlimpo #infovalid #beritavalid #beritakorupsi #edwardhiariej #firlibahuri #ReferensiTeruji #Visixty #Validnews

♬ suara asli – Validnews.id
@metro_tv Tingkat kemiskinan Indonesia menurun, namun ironisnya ketimpangan justru makin meningkat. #tiktokberita #tiktokmetrotv #ketimpangan ♬ original sound – Metro TV
  1. Gangguan

  • Definisi: Gangguan adalah segala sesuatu yang menyebabkan ketidaknyamanan atau ketidakteraturan dalam kehidupan masyarakat dan negara. Gangguan dapat berupa konflik sosial, kerusuhan, atau permasalahan yang menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari.

  • Contoh: Konflik antar kelompok dan kerusuhan massa.


@ditreskrimum.pmj Kronologi pertikaian antar kelompok, berawal dari rencana penyerangan yang dilatarbelakangi oleh balas dendam Penyerangan ini pada akhirnya menghilangkan 1 nyawa yang disebabkan oleh tembakan di pelipis korban #pertikaian #premanisme #pertikaianantarkelompok #jakartazeropremanisme ♬ original sound – Kriminal Umum Polda Metro Jaya
@medcom_id Menolak Lupa!Tanggal 12 Mei 1998 menjadi momen bersejarah dalam lahirnya reformasi. Beragam kejadian besar termasuk hilangnya nyawa para mahasiswa yang berdemonstrasi membuat tanggal 12 Mei selalu dikenang oleh kalangan pelajar dan intelektual hingga saat ini. Perjuangan mahasiswa kala itu memang menjadi titik balik bagi Indonesia mengakhri era Orde Baru. Courtesy: Metro TV – Media Group Network #reformasi #tragedi98 #viral #fyp ♬ original sound – Medcom ID

Memahami ATHG penting untuk:

  1. Menyiapkan Strategi: Mengidentifikasi dan memahami ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan memungkinkan negara untuk merancang strategi dan kebijakan yang efektif untuk menjaga keutuhan NKRI.

  2. Menghadapi Krisis: Dengan mengetahui potensi ancaman dan gangguan, negara dapat lebih siap menghadapi krisis dan merespons dengan cepat.

  3. Perencanaan dan Kebijakan: Membantu dalam perencanaan kebijakan yang proaktif untuk mengatasi hambatan dan tantangan serta memitigasi risiko ancaman.

    • Hakikat ancaman, Tantangan, Hambatan dan Ganguan terhadap Ideologi Pancasila dan Upaya dalam mengatasinya

Apa yang akan terjadi jika nilai-nilai Pancasila mulai tergerus oleh ideologi-ideologi lain yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia?

Nilai-nilai Pancasila tidak hanya menjadi dasar dalam penyelenggaraan negara, tetapi juga merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Semua peraturan yang ada harus berlandaskan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dapat dikatakan bahwa Ideologi Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah landasan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 


Menurut Buku Putih Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (2015:19), Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara adalah hal yang fundamental dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai ideologi negara, Pancasila adalah falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai moral, etika, dan cita-cita luhur, serta tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia.

Dengan memahami, menjaga, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita sebagai warga negara dapat berkontribusi dalam mempertahankan keutuhan NKRI dan mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Namun, berbagai faktor dapat mempengaruhi keutuhan dan penerapan Pancasila. Berikut adalah hakikat dari setiap elemen ATHG terkait ideologi Pancasila:

  1. Ancaman terhadap Ideologi Pancasila

Ancaman terhadap ideologi Pancasila adalah segala sesuatu yang dapat merusak atau menggoyahkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar negara. Dampak: Ancaman ini dapat menciptakan ketidakstabilan sosial, merusak persatuan, dan mengganggu keharmonisan dalam masyarakat. Terdapat beberapa ancaman terhadap ideologi Pancasila, di antaranya sebagai berikut:

  • Radikalisasi ideologi yang menentang Pancasila.

  • Ekstremisme agama atau politik yang mengusung nilai-nilai bertentangan dengan Pancasila.

  • Intoleransi yang ditunjukkan dengan adanya kelompok intoleran terhadap perbedaan agama, suku, budaya, dan ras dapat menghambat penguatan ideologi Pancasila; perilaku diskriminatif dapat memunculkan konflik yang merusak keutuhan bangsa.

@podcastcjs RADIKALISME BUKAN HANYA MELAWAN NEGARA #islahbahrawi #radikalisme #islahbahrawi_mantan_napi ♬ suara asli – Catatan Jurnalis Sukriansyah
@bundaira_69 pas bersamaan dg sidang sambo hari ini🤦‍♀️#kangemil #kapolrilistyosigitprabowo #bandunginfo #breakingnewsph ♬ Breaking News – Breaking News
@gerakanpis2022_ Kalo gasuka ya gausah dateng. Sok-sokan mau mengintimidasi, lebay! #pergerakanindonesiauntuksemua #intoleransi #dsks #festivalkulinernonhalal #surakarta #beritatiktok #tiktokviral #fyp ♬ original sound – Gerakan PIS🇮🇩

Strategi Mengatasi ancaman terhadap ideologi Pancasila:

  • Pendidikan dan Sosialisasi: Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan kampanye sosial.

  • Penegakan Hukum: Menindak tegas aktivitas yang berpotensi merusak Pancasila sesuai dengan hukum yang berlaku.

Contoh kasus ancaman yang pernah terjadi di Indonesia:

https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7457525/jaringan-nii-di-jambi-sempat-bentuk-pemerintahan-rekrut-pelajar-mahasiswa

Densus 88 Anti Teror Polri memaparkan ada 2 faksi jaringan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang ada di Jambi. Mereka sempat membentuk pemerintahan sendiri dengan merekrut pelajar dan mahasiswa.


  1. Tantangan terhadap Ideologi Pancasila

Tantangan adalah faktor-faktor yang menyulitkan penerapan dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kebijakan negara. Tantangan bisa berasal dari perubahan sosial, globalisasi, atau konflik internal yang mempengaruhi penerimaan dan pelaksanaan Pancasila. Tantangan ini dapat menghambat implementasi nilai-nilai Pancasila dan mempengaruhi stabilitas sosial dan politik. Terdapat beberapa tantangan terhadap ideologi Pancasila, di antaranya sebagai berikut:

  • Globalisasi yang mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat.

  • Perubahan sosial yang menimbulkan konflik antara nilai tradisional dan modernisasi.

  • Perbedaan pandangan yang sulit disatukan juga menjadi tantangan dalam menjaga ideologi Pancasila, contohnya adalah perdebatan mengenai kebijakan pemerintah yang terkait dengan isu-isu sosial dan ekonomi sering kali menimbulkan ketegangan dan perpecahan di masyarakat.

@voidotid Tolak Kenaikan Harga BBM, Massa Aksi Unjuk Rasa Bawa Poster Pesan Sindiran #tolakkenaikanbbm #BBMNaik #Demo #DemoMassa #voidotid ♬ original sound – VOI.id

Strategi Mengatasi:

  • Adaptasi dan Inovasi: Menyesuaikan kebijakan dan pendekatan untuk tetap relevan dengan dinamika perubahan zaman.

  • Dialog dan Kolaborasi: Mengadakan dialog antara berbagai kelompok masyarakat untuk menyelaraskan pemahaman dan penerapan Pancasila.

Contoh kasus ancaman yang pernah terjadi di Indonesia:

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-54431015

Mereka melakukan aksi mogok kerja dan berdemonstrasi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja di wilayahnya masing-masing. Di beberapa daerah, aksi protes diwarnai tembakan meriam air dan gas air mata dari kepolisian yang berupaya membubarkan demonstrasi setelah pukul 18.00.


  1. Hambatan terhadap Ideologi Pancasila

Hambatan adalah halangan yang menghambat atau menyulitkan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan, kehidupan sosial, dan kehidupan berbangsa. Hambatan sering kali berasal dari faktor internal seperti ketidakadilan, korupsi, atau ketimpangan sosial yang mengganggu penerapan prinsip Pancasila. Hambatan ini dapat mengurangi efektivitas Pancasila sebagai dasar negara dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Terdapat beberapa hambatan terhadap ideologi Pancasila, di antaranya sebagai berikut:

  • Kurangnya Pemahaman Nilai-nilai Pancasila. Banyak orang yang mengetahui Pancasila hanya secara teoritis, tetapi tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman yang kurang mendalam tentang nilai-nilai Pancasila menyebabkan kurangnya penghayatan dan penerapan dalam perilaku sehari-hari.

  • Tindak Kejahatan seperti korupsi, ketidakjujuran, ketidakadilan, dan kekerasan bertentangan dengan nilai-nilai yang diusung oleh Pancasila, seperti kejujuran, keadilan, dan kemanusiaan.

Strategi Mengatasi:

  • Pendidikan Berbasis Nilai Pancasila. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan sejak dini hingga perguruan tinggi. Pembelajaran harus mencakup teori dan praktik sehingga siswa dapat menghayati dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

  • Reformasi dan Transparansi: Menerapkan reformasi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pemerintahan.

Contoh kasus hambatan yang pernah terjadi di Indonesia:

https://www.cnbcindonesia.com/research/20240329091021-128-526547/10-skandal-korupsi-terbesar-kasus-timah-harvey-moeis-helena-lim-no1

Kasus korupsi dengan nilai jumbo kembali mencoreng Indonesia. Setelah deretan kasus korupsi jumbo seperti PT Asabri dan Jiwasraya, publik dikagetkan dengan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah. Kejaksaan Agung (Kejagung) memperkirakan kerugian negara bisa sangat besar dalam dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk (TINS) tahun 2015 – 2022. 

  1. Gangguan terhadap Ideologi Pancasila

Gangguan adalah segala sesuatu yang menyebabkan ketidaknyamanan atau ketidakteraturan yang mengancam penerapan dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Gangguan dapat berupa diskriminatif, tindak kriminalitas, atau masalah-masalah lain tentang ketidakadilan dalam kehiudpan sosial yang mengganggu ketertiban dan stabilitas sosial. Gangguan ini dapat mengurangi kepatuhan terhadap Pancasila dan menciptakan ketegangan di masyarakat. Terdapat beberapa gangguan terhadap ideologi Pancasila, di antaranya sebagai berikut:

Contoh:

  • Diskriminasi yang dapat memicu ketidakharmonisan dalam masyarakat, yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

  • Tindak Kriminalitas seperti pencurian, penipuan, dan kekerasan, mengganggu keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan pada keamanan, keadilan, dan kemanusiaan.

  • Konflik antar kelompok yang merusak keharmonisan sosial.

Strategi Mengatasi:

  • Edukasi dan Sosialisasi: Mengadakan kampanye dan program edukasi yang menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.

  • Peningkatan Kesejahteraan: Mengurangi faktor-faktor penyebab kriminalitas, seperti kemiskinan dan pengangguran, dengan menyediakan lapangan kerja dan program kesejahteraan.

  • Ketidakadilan dalam kehidupan sosial, seperti kesenjangan ekonomi dan diskriminasi dalam akses terhadap layanan publik, dapat memicu perpecahan individu ataupun kelompok.

  • Reformasi Kebijakan Sosial: Menyusun dan melaksanakan kebijakan yang memastikan pemerataan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.

  • Dialog dan Musyawarah: Mengadakan forum dialog dan musyawarah untuk mendengarkan dan menanggapi keluhan serta aspirasi masyarakat secara adil dan transparan.

Contoh kasus gangguan yang pernah terjadi di Indonesia:

https://www.hukumonline.com/berita/a/kasus-nenek-minah–pembuka-fenomena-penerapan-restorative-justice-lt64ad8fa40c796/

Kasus menimpa seorang wanita tua bernama Minah, warga Banyumas, Jawa Tengah, yang dituduh mencuri 3 buah kakao dari Perkebunan Rumpun Sari Antan (RSA). Peristiwa ini terjadi pada tahun 2009 silam ketika Nenek Minah menunaikan pekerjaannya memanen kedelai di Perkebunan RSA.

Nenek Minah yang pernah didakwa mencuri 3 buah kakao. Foto: liputan6.com

Memahami hakikat dari ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap ideologi Pancasila adalah kunci untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan mengetahui sumber-sumber tersebut dan strategi-strategi yang tepat, kita dapat melindungi dan mempromosikan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.


    • Hakikat Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Ganguan terhadap NKRI dan Upaya mengatasinya

Indonesia adalah negara yang luar biasa dengan keanekaragaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Terletak di posisi strategis di Asia Tenggara dan menjadi jalur pelayaran internasional, Indonesia memiliki potensi besar baik dari segi ekonomi maupun budaya. Namun, kekayaan ini juga membawa tantangan yang harus kita hadapi bersama. Ancaman terhadap NKRI dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian berikut ini:

  1. Berdasarkan jenisnya

    1. Ancaman militer melibatkan penggunaan kekuatan bersenjata dan tindakan agresif yang dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan warga negara. Contoh ancaman militer:

  • Serangan udara: Menggunakan pesawat tempur atau rudal.

  • Invasi: Penyerangan oleh pasukan darat, laut, atau udara.

  • Penggunaan senjata nuklir: Ancaman dari penggunaan senjata nuklir oleh negara atau kelompok lain


@alhijrah.online

♬ original sound – alhijrahonline
@ydsf_peduli Palestina kembali berduka Innalillahi wa innailahi raji'un Gaza luluh lantak akibat serangan israel. Serangan terhadap sebuah menara Palestina pada hri sabtu (7/10) terjadi beberapa jam setelah hamas menembakkan ribuan roket ke wilayah israel. Berdasarkan info yang beredar jumlah warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel bertambah menjadi 313 orang. Sebanyak 1.990 orang terluka Mari kita doakan semoga saudara kita di Palestina diberikan kesabaran dan kekuatan dan tidak ada korban jiwa yang bertambah Salurkan bantuanmu melalui rekening kemanusiaan : – BSI 7732 7732 79 – BCA 011 321 7771 A.n Yayasan Dana Sosial Al Falah Malang Informasi dan Konfirmasi : 0851 5798 9889 Sumber : Eye On Palestine , BBC.com , Detik News #palestine #israel #tiktokberita #gaza #jalurgaza #hamas #fyp ♬ suara asli – Lembaga Yayasan Zakat Malang

Ancaman militer mengharuskan negara untuk memiliki kesiapan dan kemampuan pertahanan yang kuat, termasuk modernisasi alutsista, peningkatan kapasitas dan pelatihan personel militer, serta mobilisasi komponen cadangan dan pendukung. Ancaman ini juga menuntut kerjasama internasional untuk menjaga keamanan regional dan global serta mengantisipasi ancaman dari negara lain yang memiliki potensi militer yang signifikan.

  1. Ancaman Nonmiliter/Nirmiliter merupakan ancaman yang berasal dari faktor-faktor nonmiliter, seperti dari bidang ekonomi, politik, sosial, dan lingkungan. Ancaman nonmiliter lebih berbahaya karena wujudnya tidak selalu nyata dan dapat beroperasi secara terselubung, seperti ancaman yang berkaitan dengan ideologi. Contoh ancaman nonmiliter:

  • Bidang Teknologi: terjadi serangan siber (cyber attack) berupa pencurian data rahasia, penghancuran sistem, atau manipulasi informasi yang dapat merusak infrastruktur penting dan keamanan informasi.

  • Bidang Politik: Propaganda dan Disinformasi berupa penyebaran informasi palsu yang dapat menciptakan kekacauan atau ketidakstabilan politik, merusak citra pemerintah, dan mempengaruhi opini publik secara negatif.

  • Bidang Ekonomi: Perang Dagang yang berupa membatasasi atau menghentikan perdagangan atau investasi dengan suatu negara tertentu, yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Adanya kenaikan harga yang memihak golongan tertentu, memicu inflasi, atau menciptakan ketidakstabilan ekonomi.

  • Bidang Sosial: Intoleransi dan Diskriminasi yang memicu ketidakharmonisan dalam masyarakat, yang dapat menyebabkan konflik sosial dan melemahkan persatuan nasional.

  • Bidang Lingkungan: Kerusakan Lingkungan yang berupa aktivitas yang menyebabkan kerusakan ekosistem, pencemaran, dan bencana alam yang dapat mengancam keberlanjutan hidup masyarakat.



Mengatasi ancaman nonmiliter memerlukan pendekatan yang komprehensif dan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Upaya ini termasuk edukasi, peningkatan kesadaran publik, pengembangan teknologi keamanan, penegakan hukum yang tegas, serta kerja sama internasional untuk mengatasi ancaman yang bersifat lintas negara.

  1. Ancaman hibrida merupakan penggabungan dari ancaman militer dan nonmiliter. Ancaman ini mencakup tindakan yang terkoordinasi dan terintegrasi serta melibatkan berbagai jenis tindakan dan strategi yang membahayakan kepentingan nasional. Ancaman hibrida sering kali kompleks dan sulit dideteksi karena melibatkan penggunaan berbagai jenis kekuatan untuk mencapai tujuan politik, ekonomi, dan militer. Contoh ancaman hibrida:

  • Operasi Intelijen Rahasia dan Sabotase Ekonomi:

Operasi intelijen: Pengumpulan informasi secara rahasia dan penggunaan taktik manipulasi untuk mempengaruhi atau melemahkan musuh.

Sabotase ekonomi: Merusak infrastruktur ekonomi penting, seperti jaringan listrik atau komunikasi, untuk mengganggu stabilitas ekonomi negara.

  • Propaganda dan Kampanye Pengaruh Politik:

Propaganda: Penyebaran informasi atau misinformasi secara sistematis untuk mempengaruhi opini publik atau merusak kepercayaan terhadap pemerintah.

Kampanye pengaruh: Menggunakan media sosial dan saluran komunikasi lainnya untuk mempengaruhi hasil pemilu atau keputusan politik.

  • Serangan Siber yang Dikombinasikan dengan Serangan Militer:

Serangan siber: Melakukan serangan terhadap sistem komputer, jaringan, atau data untuk mengganggu operasi militer atau infrastruktur penting.

Serangan militer: Mengkoordinasikan serangan fisik dengan serangan siber untuk menciptakan efek maksimal dan kebingungan.

Ancaman hibrida menuntut respons yang terintegrasi dari berbagai elemen negara, termasuk militer, intelijen, lembaga pemerintah, dan sektor swasta. Mengatasi ancaman hibrida memerlukan koordinasi yang erat, kemampuan deteksi dini, serta strategi yang fleksibel dan adaptif untuk menghadapi berbagai bentuk serangan yang kompleks. Upaya ini juga memerlukan peningkatan kapasitas pertahanan siber, penguatan intelijen, serta edukasi dan kesadaran publik mengenai ancaman-ancaman yang dihadapi. 

Salah satu contoh upaya yang dilakukan di Indonesia adalah terkait pembangunan jaringan keamanan siber itu demi meningkatkan pertahanan siber TNI dan mengantisipasi berbagai ancaman digital serta mendukung kerja military incident response team (tim tanggap insiden militer). Tim ini, kata Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, dibentuk sebagai hasil kerja sama antara Mabes TNI dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dalam mewujudkan sistem keamanan siber TNI, sebagaimana berita ANTARA pada hari Senin (4/4). Berita tertuang secara lengkap dalam https://www.antaranews.com/berita/2801905/ancaman-perang-hibrida-perlu-diantisipasi-sedini-mungkin

Ancaman perang hibrida perlu diantisipasi sedini mungkin


  1. Berdasarkan sumbernya

    1. Ancaman dari Internal

  • Segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berasal dari dalam negeri atau dari dalam wilayah suatu negara.

  • Contohnya adalah adanya terorisme domestik, pemberontakan, konflik sosial, radikalisme, dan kriminalitas. Salah satu contoh pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia adalah Pemberontakan PRRI Permesta. Berikut untuk berita lebih detailnya:

https://regional.kompas.com/read/2022/07/27/164942678/pemberontakan-prri-permesta-tokoh-latar-belakang-dan-penumpasan?page=all

Sejarah peberontakan PRRI Permesta.


  • Cara mengatasinya ancaman internal ini adalah melalui Pengawasan dan Penegakan Hukum: Meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas yang mencurigakan dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku terorisme; Dialog dan Rekonsiliasi: Mengadakan dialog dan negosiasi dengan kelompok pemberontak untuk mencapai solusi damai. Mediasi dan Resolusi Konflik: Melibatkan mediator yang netral untuk menyelesaikan konflik secara damai. Pendidikan dan Penyuluhan: Meningkatkan pendidikan tentang nilai-nilai Pancasila dan pentingnya toleransi dalam masyarakat. Peningkatan Keamanan Publik: Meningkatkan patroli dan pengawasan keamanan di daerah rawan kriminalitas.

  1. Ancaman dari Eksternal

  • Segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berasal dari luar negeri.

  • Contohnya adalah invasi militer, spionase, penyebaran ideologi atau propaganda, pelanggaran wilayah udara atau laut, dan lain-lain. Contoh kasus yang ada di Indonesia adalah selama ini ribuan kapal dari negara asing sudah memasuki perairan Indonesia secara ilegal. Dan sebanyak 558 kapal sudah ditenggelamkan selama Susi Pudjiastuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Berikut untuk berita lebih lengkapnya:

https://regional.kompas.com/read/2019/10/07/06122911/ini-jumlah-kapal-yang-ditenggelamkan-susi-selama-menjabat-menteri-kelautan?page=all

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat penenggelaman kapal di Perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Minggu (6/10/2019).

  • Cara mengatasinya ancaman eksternal ini adalah melakui Kerjasama Internasional: Membentuk aliansi dan kerjasama dengan negara-negara sahabat untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan. Penguatan Intelijen: Meningkatkan kemampuan intelijen untuk mendeteksi dan menangkal kegiatan spionase. Pendidikan Ideologi: Meningkatkan pendidikan tentang nilai-nilai Pancasila dan ideologi negara kepada masyarakat. Patroli dan Pengawasan: Meningkatkan patroli dan pengawasan di wilayah udara dan laut untuk mencegah pelanggaran.

  1. Berdasakan sifatnya

    1. Ancaman nyata

Ancaman nyata adalah ancaman yang sudah sering terjadi dan langsung membahayakan kedaulatan negara. Ancaman ini dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dalam Buku Putih Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (2015: 22), ancaman nyata meliputi:

  • Terorisme dan Radikalisme: Tindakan kekerasan atau ekstrem yang dilakukan oleh kelompok tertentu dengan tujuan politik atau ideologi. Contoh: Serangan bom, aksi kekerasan ekstremis.

  • Separatisme dan Pemberontakan Bersenjata: Upaya kelompok untuk memisahkan diri dari negara atau pemberontakan bersenjata yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan. Contoh: Gerakan separatis di Papua, pemberontakan bersenjata di daerah-daerah tertentu.

  • Bencana Alam: Peristiwa alam yang mengancam keselamatan dan keamanan masyarakat serta merusak infrastruktur. Contoh: Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi.

  • Pelanggaran Wilayah Perbatasan: Tindakan memasuki atau melanggar batas wilayah negara secara tidak sah. Contoh: Penyelundupan, pencurian ikan di wilayah laut teritorial.

  • Perompakan dan Pencurian Kekayaan Alam: Tindakan perompakan di laut dan pencurian sumber daya alam yang merugikan negara. Contoh: Perompakan di perairan Indonesia, pencurian mineral atau hasil hutan.

  • Wabah Penyakit: Penyebaran penyakit menular yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan stabilitas negara. Contoh: Pandemi COVID-19, wabah virus berbahaya.

  • Serangan Siber dan Spionase: Tindakan peretasan atau serangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur kritis. Contoh: Pencurian data, perusakan sistem komputer.

  1. Ancaman belum nyata

Ancaman belum nyata adalah ancaman yang tidak terlihat secara jelas atau belum teridentifikasi secara spesifik, namun memiliki potensi untuk menjadi ancaman di masa depan. Ancaman ini meliputi:

  • Bentuk Ancaman yang Masih Belum Prioritas Berdasarkan Analisis Strategis: Ancaman yang belum dianggap sebagai prioritas utama oleh analisis keamanan saat ini, tetapi berpotensi menjadi ancaman di masa mendatang. Contoh: Ancaman dari teknologi baru atau ideologi baru yang belum berkembang sepenuhnya.

  • Ancaman Berupa Konflik Terbuka/Perang Konvensional: Ancaman yang mungkin muncul dalam bentuk konflik berskala besar atau perang konvensional antara negara. Contoh: Perang antarnegara yang dapat mempengaruhi stabilitas regional atau global.

  • Kemungkinan Ancaman Lainnya: Ancaman yang belum diketahui atau belum teridentifikasi dengan jelas tetapi mungkin terjadi berdasarkan perkembangan situasi global atau regional. Contoh: Ancaman yang muncul dari perubahan politik global, perubahan iklim ekstrem, atau teknologi baru.

  1. Berdasarkan bentuknya

Pasal 7 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menjelaskan bentuk-bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, di antaranya:

  1. Agresi, Penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa, yang meliputi: Invasi, bombardemen, blokade, serangan terhadap TNI, pelanggaran perjanjian, persiapan agresi, pengiriman kelompok bersenjata.

  2. Pelanggaran yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal maupun pesawat nonkomersial, terhadap wilayah NKRI.

  3. Spionase, dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer.

  4. Sabotase, untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang membahayakan keselamatan bangsa.

  5. Aksi Teror Bersenjata, dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme dalam negeri atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.

  6. Pemberontakan Bersenjata, dilakukan oleh kelompok tertentu dengan tujuan menggulingkan pemerintah atau memisahkan diri dari negara.

  7. Perang Saudara, terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dan kelompok masyarakat bersenjata lainnya.

  8. Separatisme dan Radikalisme, gerakan yang berusaha memisahkan diri dari negara atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Hal ini dapat dilawan dengan meningkatkan nasionalisme.

Strategi Mengatasi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan terhadap NKRI salah satunya adalah melalui bela negara. Bela negara merupakan suatu konsep atau pandangan yang menekankan pentingnya peran aktif setiap warga negara dalam menjaga keutuhan, kedaulatan, dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Upaya ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau aparat keamanan, melainkan tanggung jawab bersama seluruh warga negara Indonesia. Bela negara adalah tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia, dan melalui berbagai upaya di lingkungan pendidikan, permukiman, dan kerja, nilai-nilai bela negara dapat ditanamkan. 

Kesadaran akan pentingnya bela negara dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah kunci dalam menjaga keutuhan, kedaulatan, dan keamanan NKRI. Setiap warga negara mempunyai tanggung jawab dalam menjaga keutuhan negara dan menjadi agen perubahan. Salah satunya dengan menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas negara. Selain itu, setiap warga negara diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Selain ini terdapat pula strategi lainnya yang dapat diterapkan dan harapannya ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap NKRI dapat diminimalisir dan ketahanan nasional dapat terus terjaga, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pemantapan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila: Sosialisasi dan pendidikan yang intensif tentang Pancasila kepada seluruh lapisan masyarakat agar pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila semakin kuat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Penguatan Sektor Pertahanan dan Keamanan: Meningkatkan kesiapan dan kapabilitas TNI serta memperkuat kerjasama internasional dalam bidang pertahanan dan keamanan untuk menghadapi ancaman militer dan nonmiliter.

  3. Pengembangan Ekonomi Nasional: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat sektor-sektor strategis untuk mengurangi kerentanan terhadap ancaman ekonomi.

  4. Penguatan Kerangka Hukum dan Kelembagaan: Memperkuat penegakan hukum, memperbaiki regulasi terkait pertahanan dan keamanan, serta meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah dan masyarakat.

  5. Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan: Meningkatkan kapasitas dalam penanggulangan bencana alam, baik dari sisi pencegahan, mitigasi, tanggap darurat, maupun pemulihan.

  6. Peningkatan Keamanan Siber: Mengembangkan dan memperkuat sistem keamanan siber nasional untuk melindungi data dan infrastruktur kritis dari ancaman siber.

  7. Pemberantasan Narkoba: Menggalakkan upaya pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba melalui penegakan hukum yang tegas dan sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat.

  8. Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Bela Negara: Mengajak seluruh warga negara untuk aktif dalam upaya bela negara melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan di lingkungan pendidikan, permukiman, dan kerja.


    • Peran siswa dalam menghadapi ATHG terhadap Ideologi Pancasila dan NKRI


Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) terhadap Ideologi Pancasila dan keutuhan NKRI adalah hal yang nyata dan harus dihadapi oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk siswa. Berikut peran siswa dalam menghadapi ATHG terhadap Ideologi Pancasila dan NKRI:

  1. Peningkatan Kesadaran Ideologi: Siswa harus memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan panduan hidup bermasyarakat. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, diskusi, dan refleksi atas nilai-nilai Pancasila.

  2. Penggunaan Media Sosial yang Bijak: Siswa harus bijak dalam menggunakan media sosial. Hindari menyebarkan berita hoaks atau konten yang provokatif yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, gunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif tentang Pancasila dan keutuhan NKRI.

  3. Aktif dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dan Organisasi: Bergabung dengan kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi kepemudaan yang mempromosikan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila. Ini bisa menjadi wadah untuk mengembangkan pemahaman dan semangat kebangsaan.

  4. Pendidikan Karakter: Mengikuti dan mendukung program pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai moral dan kebangsaan. Sekolah seringkali memiliki program-program seperti ini yang dirancang untuk memperkuat integritas dan rasa cinta tanah air siswa.

  5. Menjaga Kerukunan dan Toleransi: Mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, serta menjaga kerukunan antar teman.

  6. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial dan Kebangsaan: Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan kebangsaan yang bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Misalnya, mengikuti upacara bendera, lomba-lomba kebangsaan, atau kegiatan gotong royong.

  7. Peningkatan Literasi: Meningkatkan literasi tentang sejarah perjuangan bangsa, tokoh-tokoh nasional, dan peran Pancasila dalam membangun Indonesia. Membaca buku, menonton film dokumenter, atau mengikuti seminar dan diskusi bisa menjadi cara untuk meningkatkan pemahaman ini.

  8. Mengembangkan Sikap Kritis dan Kreatif: Mengembangkan sikap kritis terhadap informasi yang diterima dan berani menyuarakan pendapat yang konstruktif. Siswa juga harus kreatif dalam mencari solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa.

Dengan menjalankan peran-peran ini, siswa tidak hanya menjadi agen perubahan yang positif, tetapi juga menjadi benteng yang kuat dalam menghadapi berbagai ATHG terhadap Ideologi Pancasila dan keutuhan NKRI.


LEMBAR-KERJA-PESERTA-DIDIK-1.pdf

×

Forum Diskusi

Share: 

No comments yet! You be the first to comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories
Archives